10 August 2025 09:03
Arthur Hayes, co-founder BitMEX, kembali menjadi sorotan dunia kripto setelah aksi jual-beli Ethereum (ETH) yang memicu diskusi panas di kalangan trader. Dalam rentang waktu kurang dari seminggu, ia menjual ribuan ETH, lalu membelinya kembali di harga yang lebih tinggi. Apakah ini strategi matang atau justru kesalahan timing?
Awal Agustus 2025, Hayes dilaporkan menjual sekitar 2.373 ETH dengan nilai total US$8,32 juta pada harga rata-rata US$3.507 per ETH. Selain ETH, ia juga melepas sebagian aset kripto lain seperti Ethena (ENA) dan meme token PEPE, sehingga total penjualannya mencapai sekitar US$13 juta.
Menurut laporan, langkah ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap kondisi makroekonomi global—mulai dari data ketenagakerjaan AS yang melemah, potensi tarif baru, hingga perlambatan pertumbuhan kredit.
Tak disangka, kurang dari seminggu kemudian, Hayes justru membeli kembali ETH senilai US$10,5 juta menggunakan USDC dengan harga rata-rata US$4.150 per ETH. Di media sosial, ia bercanda sambil meminta maaf kepada pengikutnya:
"Had to buy it all back, do you forgive me? I pinky swear, I’ll never take profit again."
Candaan ini mengindikasikan bahwa ia mungkin merasa timing penjualannya kurang tepat mengingat harga ETH terus meroket.
Langkah Hayes membeli kembali ETH terjadi saat pasar sedang panas. Dalam beberapa minggu, harga ETH melesat dari sekitar US$2.600 menjadi lebih dari US$4.000, dipicu oleh akumulasi besar-besaran dari institusi dan whale. Data on-chain menunjukkan pembelian kolektif lebih dari 1,035 juta ETH senilai US$4,17 miliar sejak Juli 2025.
Sebagian komunitas melihat aksi Hayes sebagai bentuk FOMO (Fear of Missing Out) yang bahkan dialami trader kawakan. Namun ada juga yang menilai ini sebagai strategi likuiditas, di mana ia memanfaatkan volatilitas untuk mengatur ulang portofolio.
Meski timing-nya terlihat kurang menguntungkan, langkah pembelian kembali di harga tinggi menunjukkan keyakinan Hayes terhadap prospek jangka panjang Ethereum.
Kasus ini memberi pelajaran penting bahwa bahkan trader berpengalaman pun bisa salah dalam memprediksi pergerakan harga jangka pendek. Pasar kripto bergerak cepat, dan keputusan yang terlalu bergantung pada sentimen pasar bisa berisiko.
Namun, di sisi lain, keyakinan jangka panjang dan keberanian untuk masuk kembali meskipun di harga lebih tinggi bisa menjadi sinyal bullish bagi investor lain.
02 August 2025 17:24
Presiden Donald Trump kembali menciptakan gejolak global dengan…
03 August 2025 15:50
Pada pertengahan tahun 2025, pemerintah China kembali memperketa…
15 July 2025 07:29
CLARITY Act, atau secara lengkap dikenal sebagai Crypto-Asset Nat…
10 August 2025 06:00
Pasar kripto menawarkan peluang keuntungan yang sangat besar, te…